berita terbaru

Minggu, 22 April 2012

alat roproduksi dan stres


BAB I
PENDAHULUAN


Stres merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan dimana seseorang menjalani ketidakmampuan dari mengatasi suatu ancaman yang dihadapi baik berupa mental, fisik, dan fsikologis, manusia yang pada saat suatu hari dapat mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang.
Sedangkan stresor adalah stimuli yaang mengawali atau memicu perubahan yang menimbulkan stress.
Stresor dapat berupa steros fsikologi, stresor biologis, stresor sosial, stresos kimiawi, stresor mikrobiologi, stresor fisiologis dan stresor tumbuh kembang.

















BAB II
PEMBAHASAN

KONSEP STRES DAN ADPTASI SERTA MODEL-MODEL STRES

  1. Pengertian stres dan stresor
Stres merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan dimana seseorang mengalami ketidakmampuan diri mengatasi sesuatu ancaman yang dihadapi, baik berupa mental, fisik, psikologis dan spritual manusia yang pada suatu saat dapat mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang.
Sedangkan stresor adalah stimulasi yang mengawali atau memicu perubahan yang menimbulkan stres. Stresor mewakili kebutuhan yang tidak terpenuhi, bisa berupa kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan, dan spritual.
  1. Macam-macam stresor
a.       Sresor biologi merupakan stres
Yang disebabkan  olek keadaan fisik : suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah,nyeri, luka, lapar, haus, kurang tidur maupun kebutuhan biologis lainnya.
b.      Sresor fisikologis
Merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri.
Misalnya : perasaan kehilangan, ketakutan, kurang penginderaan terhambat terus-menerus dll.
c.       Stresor sosial
Merupakan stres yang biasanya menyangkut sosial ekonomi seseorang dalam kehidupan sehari-hari dimana semua itu diukur dari materi dan gaya  hidup seseorang
Misalnya : kemiskinan, isolasi, perubahan, tempat tinggal
d.      Sresor kimiawi
Merupakan stres yang disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada obat-obat zat asam beracun, basa, faktor hormon atau gas dll.
e.       Stresor mikrobiologi
Merupakan stres yang disebabkan oleh kuman seperti virus, bakteri, atau parasit.


f.       Stresor fisiologis
Merupakan stres yang disebabkan oleh gangguan fungsi orang  tubuh antara lain gangguan stuktur tubuh, fungsi jaringan, orang, dan lain-lain.
g.      Stresor tumbuh kembang
Merupakan stres yang disebabkan oleh proses tumbuh kembang seperti : pada manusia pubertas, pernikahan dan penambahan usia.
  1. Model-model stresor
Ø  Model berdasarkan respon
Model stres ini menjelaskan respon atau pola respon tertentu yang dapat mengindikasikan stresor. Model stres yang dikemukakan oleh selge 1976.
Menguraikan stres sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh terhadap tuntunan yang dihadapinya. Stres ditunjukkan oleh reaksi fisiologis tertentu yang disebut sindrom adaptasi umum ( general adaptation syndrom-gas )
Ø  Model berdasarkan
Model ini menyebutkan 4 faktor yang menunjukkan apakah suatu situasi menimbulkan stres atau tidak.
1.      Kemampuan untuk mengatasi stres, bergantung pada pengalaman seseorang dalam menghadapi stres serupa. Sistem pendukung dan persepsi keseluruhan terhadap stres.
2.      Peraktik dan norma dari kelompok atau rekan-rekan pasien yang mengalami stres. Jika kelompoknya menganggap wajar untuk membicarakan stersor maka pasien dapat dapat mengelehkan atau mendiskusikan hal tersebut. Respons ini dapat membantu proses adaptasi terhadap stress.
3.      Pengaruh lingkungan sosial dalam membantu seseorang menghadapi stresor.
4.      Seseorang mahasiswa yang rendah menghadapi hasil ujian akhirnya yang pertama dapat mencari pertolongan dari dosennya, dosen dapat memberikan penilaian dan selanjutnya memberikan referensi kepada asisten dosen tertentu yang menurutnya  mampu membantu kegiatan belajar mahasiswa tersebut. Dosen dan asisten dosen dalam contoh ini merupakan sumber penurun tingginya stresor.
5.      Sumber daya dapat digunakan untuk mengatur stresor. Misalnya: seseorang penderita sakit yang kurang mampu dalam hal keuangan memperoleh bantuan tukang askes dari perusahaan tempatnya bekerja untuk kemudian berobat di rumah sakit yang memadai. Hal ini mempengaruhi cara pasien untuk mendapatkan akses kesumber daya yang dapat membantu mengatasi stresor fisiologis
Ø  Model berdasarkan stimulus
Model berfokus pada karakteristik, yang bersifat menggangu atau merusak dalam lingkungan. Riset klasik yang mengungkapkan stres sebagai stimulus telah menghasilkan skala penyusunan ulang sosial, yang mengukur dampak dari peristiwa-peristiwa besar dalam kehidupan seseorang terhadap penyakit yang dideritanya ( holmes dan ratle, 1976 ) topik ini akan dibahas lebih lanjut dibagian selanjutnya. Asumsi-asumsi yang mendasari model ini adalah :
1.      Peristiwa-peristiwa yang mengubah hidup seseorang merupakan hal formal yang membutuhkan jenis dan waktu penyesuaiaan yang sama.
2.      Orang adalah penerima stres yang fasip persepsi mereka terhadap sesuatu peristiwa tindakan releven.
3.      Semua orang memiliki ambang batas stimulus yang sama dan sakit akan timbul setelah ambang batas tersebut dilampaui.
Ø  Model berdasarkan teransaksi
Model ini memandang orang dan lingkungannya dalam hubungan yang dinamis dan interaktis. Model yang dikembangkan oleh lazarus dan folkman ini menggap stresor respons. Perseptual seseorang yang berakhir dari proses. Psikologis dan kognitif. Stres berasal dari hubungan antara orang dan lingkungan.
4.      Respon stres
Individu, sebagai suatu sistem, menghadapi sresos fisikologis, psikososial, lingkungan, dan stresor lain. Stresor ini dapat menghasilkan respon koping adaptif, atau stresor ini mengakibatkan perubahan fisik yang menjadi patofisiologis. Penelitian terhadap efek stres pada tubuh manusia dipelopori oleh silye. Ia meneliti respon non spesifik tubuh terhadap tuntunan dan diketahui kemampuan individu berbeda untuk menghadapinya meskipun tuntunannya sama. Ia mendifinisikan stres sebagai sindrom spesifik yang diakibatkan oleh hal yang tidak spesifik.
Ia juga mendifinisikan stresor sebagai stimulasi yang menghasilkan ketegangan yang secara potensial dapat menyebabkan disekuilibrium. Tingkat stresor yang dirasakan ini penting dan berbeda-beda diantara individu.
Banyak penelitian telah dilakukan dalam upaya menghubungkan efek stres dengan timbulnya penyakit aktual. Stresor psikologis dan fisik telah diteliti untuk menghubungkan sifat keperibadian, predisposisi genetik, dan faktor lingkungan, emosional, pekerjaan, serta sosial dengan penyakit tertentu. Respon maladaptif tubuh terhadap stresor meningkatkan resiko terhadap timbulnya penyakit.
Stresor dengan kekuatan dan intensitas yang cukup dapat menyebabkan perubahan pada fungsi normal tubuh. Bila seseorang mulai kerentangan genetik atau herediter terhdap stresor, perubah-perubahan ini dapat dimanifestasikan sebagai penyakit.

Predisposisi genetik
Kerentangan genetik mengacu pada berbagai kondisi yang “ ada dalam keluarga” dan tampak membuat individu bereaksi dalam cara khusus tehadap stresor tertentu. Contoh umumnya adalah respon alergis yang mempredisposisikan anggota keluarga untuk bereaksi terhadap serbuk. Bila jumlah serbuk pada suatu saat meningkat, individu ini menderita type respon alergiss yang berbeda. Pada contoh ini, stresornya adalah jumlah serbuk, tetapi responnya diperberat oleh hiperaktifitas, reaksi imun herediter.
Banyak penyakit lain tampak bersipat familiar, dan perkembangan penyakit aktual ini mungkin atau tidak mungkin memerlukan stresor tambahan untuk mencetuskan proses penyakit. Salah satu contoh adalah awitan (onsep) struk (cedera cerebrovaskuler) pada individu dengan riwayat keluarga struk yang juga gemuk, radar kolesterol tinggi keyakinan dan harapan seseorang telah dipelajari pada pasien dengan kanker, dan ternyata terdapat positif terhadap hasil pengobatannya, meskipun   yang disuntikkan padanya hanya aquades. Displasia servik pada wanita yang putus asa lebih sering berkembang menjadi kanker, dibanding pada wanita yang penuh harapan akan sembuh. Kelompok kepribadian tipe A (yang disebut “Hury sicknes”) lebih banyak yang menderita hipertensi dan hiperkolestrolemia





 Tabel 2-1. Klasifikasi penyakit akbiat stress menurut slye
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Hipertensi
Penyakit jantung dan pembuluh darah
Penyakit ginjal
Ekslamsia
Arteritis
Radang kulit dan mata
Infeksi
Penyakit alergi dan hipersensivitas
Penyakit saraf dan jiwa
Penyimpangan seksual
Penyakit pencernaan
Penyakit metabolik
Kanker
Penyakit ketahanan

5.      Penyakit akibat stres
Selye mengacu pada penimbul penyakit sebagai malapdatasi dan mengkategorikan penyakit akibat stres seperti pada tabel 2-1. hubungan stres terhadap kardivaskuler, defisiensi imun, penyakit pencernaan, kanker, kondisi lain dijelaskan berikut ini.
a.       Penyakit Kardiovaskuler
Telah lama diketahui bahwa stres termasuk etiologi dari penyakit jantung koroner. Stres ini bisa emosional, berkaitan dengan pekerjaan, sosial, kultural, herediter, dan stresor fisik. Berbagai  teori patogenesis penyakit jantung koroner berasal dari studi yang mencari hubungan antara diet tinggi-lemak, situasi kehidupan penuh stres dan perkembangan penyakit. Orang dengan hiperkolesterolemia mempunyai resiko lebih tinggi menderita penyakit jantung aterosklerotik daripada orang dengan kadar normal. Sebaliknya hasil studi menunjang adanya sifat protektif dari lipoprein tertentu yang disebut highdensity lipopretein (HDL), yang ternyata dapat menghambat atau mencegah perkembangan aterosklerosis. Kadal HDL serum wanita lebih tinggi dari kadar pria, sesuai dengan hasil studi yang menunjukkan bahwa esterogen berfungsi menaikkan HDL, sementara androgen cenderung menurunkan HDL. Selama stres, kadar kolesterol serum meningkat.
Ada penelitian yang menunjukkan hubungan antara stres menahun dengan tekanan darah. Stres meningkatkan tekanan darah, yang ada pada gilirannya melemahkan dan merusak pelapis pembuluh darah, menyediakan tempat bagi mengendapnya lipid sehingga terbentuk plak kolesterol. Akhirnya lumen menyempit, tahanan perifer meningkat, dan tekanan darah naik, ventrikel kiri menebal ( hipertrofi), yang memerlukan lebih banyak oksigen. Ada korelasi bermakna antara penyakit hipertensi dengan penyakit jantung koroner. Peningkatan insiden penyakit jantung koroner sehubungan dengan pola hidup ini, banyak diteliti. Pola kepribadian, dimana orang itu merasa tidak dapat mengendalikan keadaan lingkungan kerja atau sosialnya, tidak dapat rileks berhubungan erat dengan hipertensi dan serangan jantung, seperti persaingan ditempat kerja, pekerjaan harus terburu-buru dan cepat tidak waktu istirahat dan lain-lain. Pola kepribadian ini memberikan resiko paling besar untuk terjadinya penyakit arteri, koroner, simtematik meskipun paktor resiko lain dipertimbangkan.
b.      Defesiensi Imun
Penurunan respon imun akibat situasi stres agaknya disebabkan peningkatan sekresi glukokortikoid oleh kortekadrenal. Efek utamanya ditunjukka pada limposit T, yang pada gilirannya menurunkan respon imun seluler karena terjadi limpopenia. Pemberian glukokokrtikoid ternyata bermanfaat, terutama pada artitesisi reumataoid, serangan asama akut, keganasan tertentu khususnya leukimia. Penurunan imunitas akibat stres peningkatan akibat pasien kanker. Tidak jarang pasien yang sudah dinyatakan “sembuh”, kambuh kankernya setelah mengalami stres akut, seperti kematian kerabat dekat.
c.        Penyakit pencernaan
Telah lama diketahui adanya hubungan stres dengan ulkuspeltikum. Stres berakibat eskimia, mukosa lambung dan sekresi asam lambung. Akibat lain stres adalah konstipasi, diare, kolitisulseratipa, dan penyakit Crohn. Pengaruh stresor terhadap tubuh bersipat perorangan (tergantung kepribadian orang itu), dan tergantung beberapa faktor. Kebanyakan penyakit ada unsur stresnya.


d.      Kanker
Stresor spesipik dihubungkan dengan penyebab kanker. Beberapa penelitian menghubungkan sikap psikosial dengan perkembagan dan progresi kanker. Temuan ini bermacam-macam, tetapi depresi, isolasi, kepribadiaan introped, dan perasaan putus asa cenderung mendukung timbulnya penyakit. Hubungan antara stres dan kanker mungkin dari defresi, resmon, imonologis oleh stres yang memungkinkan kanker timbul. Peminjaman lokal terhadap stresor karsinogen dapat mengakibatkan tumor rigenesis. Stres dapat dipandang sebagai memiliki pengaruh 2 kali lipat pada keganasan : stres meningkatkan produksi sel abnormal, stres menurunkan kemampuan tubuh untuk merusak sel-sel ini semua individu terpajang pada sumber karsinogen, dan pertahanannya multi faktor, termasuk respon psikologis dan prilaku serta sikap.
e.       Efek stres pada sistem lain
Kulit adalah organ sasaran terhadap kreatifitas stres, dan bila stres terjadi, pembuluh darah konstriksi dan aliran darah periper menurun. Beberapa kondisi pasuspastik, seperti penomena rainaout, diakibatkan oleh stres. Gangguan lain yang dihubungkan dengan stres meliputi ekzem, urtikuria, psoriatis, dan jerawat.
Sistem muskuloskeletal menunjukkan efek stres dengan otot yang menenggang secara kronis, menghasilkan sindrom sakit punggung, sakit kepala, dan spasme kolon. Artritis, khususnya remotoid artritis, diprberat oleh derajat stres, dan gejala-gejala yang mungkin timbul pada saat ini.
Sistem pernapasan berpartisipasi dalam bereaksi stres akut melalui hiperventilasi. Stres dapat ditunjukkan juga dengan sinusitis alergis yang diperberat dan episode asma brongkial. Awitan serangan asma akut dapat terjadi pada kekurangan tidur, kekwatiran  dan bergabung.












BAB III

PENUTUP















































DAFTAR PUSTAKA


1.      Tambayong, dr. Jan. 2000. psikologis untuk keperawatan. EGC. Jakarta.

2.      Bates, BA. Guide to physikal examination ( 6th ed). Philadelpia : J. B. Lippincott. 1995. B.L. Bullok and P.P. resedal. Psikologis. Ada ptation and arterasion in function. Boston: litle, brown. 1997.


































KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ Stres dan Adaptasi “
Penyusunan makalah ini penulis harapkan dapat mempermudah dalam proses pembelajaran.

Penulis telah berusaha sebaik mungkin untuk menyusun makalah ini, tetapi penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan oleh karena itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis harapkan.




Sakra, 06 Februari 2010



Penulis












DAFTAR ISI

Halaman judul--------------------------------------------------------------------------------      i
Kata pengantar-------------------------------------------------------------------------------     ii
Daftar Isi-------------------------------------------------------------------------------------    iii

BAB I – Pendahuluan------------------------------------------------------------------------    1

BAB II – Pembahasan-----------------------------------------------------------------------    2
1.      Pengertian stres-------------------------------------------------------------------    2
2.      Macam-macam sres---------------------------------------------------------------    2
3.      Model-model stres---------------------------------------------------------------    3
4.      Respon stres----------------------------------------------------------------------   4
5.      Penyakit akibat stres-------------------------------------------------------------   6

BAB III- Penutup----------------------------------------------------------------------------   9

DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------------------- 10






























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gabung yuk