BAB I
PENDAHULUAN
Stres merupakan interaksi
antara individu dengan lingkungan dimana seseorang menjalani ketidakmampuan
dari mengatasi suatu ancaman yang dihadapi baik berupa mental, fisik, dan
fsikologis, manusia yang pada saat suatu hari dapat mempengaruhi tingkat
kesehatan seseorang.
Sedangkan stresor adalah
stimuli yaang mengawali atau memicu perubahan yang menimbulkan stress.
Stresor dapat berupa steros
fsikologi, stresor biologis, stresor sosial, stresos kimiawi, stresor
mikrobiologi, stresor fisiologis dan stresor tumbuh kembang.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP STRES DAN ADPTASI SERTA MODEL-MODEL STRES
- Pengertian stres dan stresor
Stres
merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan dimana seseorang
mengalami ketidakmampuan diri mengatasi sesuatu ancaman yang dihadapi, baik
berupa mental, fisik, psikologis dan spritual manusia yang pada suatu saat
dapat mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang.
Sedangkan
stresor adalah stimulasi yang mengawali atau memicu perubahan yang menimbulkan
stres. Stresor mewakili kebutuhan yang tidak terpenuhi, bisa berupa kebutuhan
fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan, dan spritual.
- Macam-macam stresor
a. Sresor biologi merupakan stres
Yang disebabkan olek keadaan fisik : suhu yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah,nyeri, luka, lapar, haus, kurang tidur maupun kebutuhan
biologis lainnya.
b. Sresor fisikologis
Merupakan stres yang
disebabkan oleh gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi
psikologis untuk menyesuaikan diri.
Misalnya : perasaan
kehilangan, ketakutan, kurang penginderaan terhambat terus-menerus dll.
c. Stresor sosial
Merupakan stres yang biasanya
menyangkut sosial ekonomi seseorang dalam kehidupan sehari-hari dimana semua
itu diukur dari materi dan gaya hidup
seseorang
Misalnya : kemiskinan,
isolasi, perubahan, tempat tinggal
d. Sresor kimiawi
Merupakan stres yang
disebabkan oleh pengaruh senyawa kimia yang terdapat pada obat-obat zat asam
beracun, basa, faktor hormon atau gas dll.
e. Stresor mikrobiologi
Merupakan stres yang
disebabkan oleh kuman seperti virus, bakteri, atau parasit.
f. Stresor fisiologis
Merupakan stres yang
disebabkan oleh gangguan fungsi orang
tubuh antara lain gangguan stuktur tubuh, fungsi jaringan, orang, dan
lain-lain.
g. Stresor tumbuh kembang
Merupakan stres yang disebabkan
oleh proses tumbuh kembang seperti : pada manusia pubertas, pernikahan dan
penambahan usia.
- Model-model stresor
Ø Model berdasarkan respon
Model stres ini menjelaskan
respon atau pola respon tertentu yang dapat mengindikasikan stresor. Model
stres yang dikemukakan oleh selge 1976.
Menguraikan stres sebagai
respon yang tidak spesifik dari tubuh terhadap tuntunan yang dihadapinya. Stres
ditunjukkan oleh reaksi fisiologis tertentu yang disebut sindrom adaptasi umum
( general adaptation syndrom-gas )
Ø Model berdasarkan
Model ini menyebutkan 4 faktor
yang menunjukkan apakah suatu situasi menimbulkan stres atau tidak.
1. Kemampuan untuk mengatasi stres,
bergantung pada pengalaman seseorang dalam menghadapi stres serupa. Sistem
pendukung dan persepsi keseluruhan terhadap stres.
2. Peraktik dan norma dari kelompok atau
rekan-rekan pasien yang mengalami stres. Jika kelompoknya menganggap wajar
untuk membicarakan stersor maka pasien dapat dapat mengelehkan atau
mendiskusikan hal tersebut. Respons ini dapat membantu proses adaptasi terhadap
stress.
3. Pengaruh lingkungan sosial dalam membantu
seseorang menghadapi stresor.
4. Seseorang mahasiswa yang rendah menghadapi
hasil ujian akhirnya yang pertama dapat mencari pertolongan dari dosennya,
dosen dapat memberikan penilaian dan selanjutnya memberikan referensi kepada
asisten dosen tertentu yang menurutnya
mampu membantu kegiatan belajar mahasiswa tersebut. Dosen dan asisten
dosen dalam contoh ini merupakan sumber penurun tingginya stresor.
5. Sumber daya dapat digunakan untuk mengatur
stresor. Misalnya: seseorang penderita sakit yang kurang mampu dalam hal
keuangan memperoleh bantuan tukang askes dari perusahaan tempatnya bekerja
untuk kemudian berobat di rumah sakit yang memadai. Hal ini mempengaruhi cara
pasien untuk mendapatkan akses kesumber daya yang dapat membantu mengatasi
stresor fisiologis
Ø Model berdasarkan stimulus
Model berfokus pada
karakteristik, yang bersifat menggangu atau merusak dalam lingkungan. Riset
klasik yang mengungkapkan stres sebagai stimulus telah menghasilkan skala
penyusunan ulang sosial, yang mengukur dampak dari peristiwa-peristiwa besar
dalam kehidupan seseorang terhadap penyakit yang dideritanya ( holmes dan
ratle, 1976 ) topik ini akan dibahas lebih lanjut dibagian selanjutnya.
Asumsi-asumsi yang mendasari model ini adalah :
1. Peristiwa-peristiwa yang mengubah hidup
seseorang merupakan hal formal yang membutuhkan jenis dan waktu penyesuaiaan
yang sama.
2. Orang adalah penerima stres yang fasip
persepsi mereka terhadap sesuatu peristiwa tindakan releven.
3. Semua orang memiliki ambang batas stimulus
yang sama dan sakit akan timbul setelah ambang batas tersebut dilampaui.
Ø Model berdasarkan teransaksi
Model ini memandang orang dan
lingkungannya dalam hubungan yang dinamis dan interaktis. Model yang
dikembangkan oleh lazarus dan folkman ini menggap stresor respons. Perseptual
seseorang yang berakhir dari proses. Psikologis dan kognitif. Stres berasal
dari hubungan antara orang dan lingkungan.
4.
Respon stres
Individu, sebagai suatu sistem, menghadapi
sresos fisikologis, psikososial, lingkungan, dan stresor lain. Stresor ini
dapat menghasilkan respon koping adaptif, atau stresor ini mengakibatkan
perubahan fisik yang menjadi patofisiologis. Penelitian terhadap efek stres
pada tubuh manusia dipelopori oleh silye. Ia meneliti respon non spesifik tubuh
terhadap tuntunan dan diketahui kemampuan individu berbeda untuk menghadapinya
meskipun tuntunannya sama. Ia mendifinisikan stres sebagai sindrom spesifik
yang diakibatkan oleh hal yang tidak spesifik.
Ia juga mendifinisikan stresor sebagai
stimulasi yang menghasilkan ketegangan yang secara potensial dapat menyebabkan
disekuilibrium. Tingkat stresor yang dirasakan ini penting dan berbeda-beda
diantara individu.
Banyak penelitian telah dilakukan dalam
upaya menghubungkan efek stres dengan timbulnya penyakit aktual. Stresor
psikologis dan fisik telah diteliti untuk menghubungkan sifat keperibadian,
predisposisi genetik, dan faktor lingkungan, emosional, pekerjaan, serta sosial
dengan penyakit tertentu. Respon maladaptif tubuh terhadap stresor meningkatkan
resiko terhadap timbulnya penyakit.
Stresor dengan kekuatan dan intensitas
yang cukup dapat menyebabkan perubahan pada fungsi normal tubuh. Bila seseorang
mulai kerentangan genetik atau herediter terhdap stresor, perubah-perubahan ini
dapat dimanifestasikan sebagai penyakit.
Predisposisi genetik
Kerentangan genetik mengacu
pada berbagai kondisi yang “ ada dalam keluarga” dan tampak membuat individu
bereaksi dalam cara khusus tehadap stresor tertentu. Contoh umumnya adalah
respon alergis yang mempredisposisikan anggota keluarga untuk bereaksi terhadap
serbuk. Bila jumlah serbuk pada suatu saat meningkat, individu ini menderita
type respon alergiss yang berbeda. Pada contoh ini, stresornya adalah jumlah serbuk,
tetapi responnya diperberat oleh hiperaktifitas, reaksi imun herediter.
Banyak penyakit lain tampak bersipat
familiar, dan perkembangan penyakit aktual ini mungkin atau tidak mungkin
memerlukan stresor tambahan untuk mencetuskan proses penyakit. Salah satu
contoh adalah awitan (onsep) struk (cedera cerebrovaskuler) pada individu
dengan riwayat keluarga struk yang juga gemuk, radar kolesterol tinggi
keyakinan dan harapan seseorang telah dipelajari pada pasien dengan kanker, dan
ternyata terdapat positif terhadap hasil pengobatannya, meskipun yang
disuntikkan padanya hanya aquades. Displasia servik pada wanita yang putus asa
lebih sering berkembang menjadi kanker, dibanding pada wanita yang penuh
harapan akan sembuh. Kelompok kepribadian tipe A (yang disebut “Hury sicknes”)
lebih banyak yang menderita hipertensi dan hiperkolestrolemia
Tabel 2-1.
Klasifikasi penyakit akbiat stress menurut slye
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
|
Hipertensi
Penyakit jantung dan pembuluh darah
Penyakit ginjal
Ekslamsia
Arteritis
Radang kulit dan mata
Infeksi
Penyakit alergi dan hipersensivitas
Penyakit saraf dan jiwa
Penyimpangan seksual
Penyakit pencernaan
Penyakit metabolik
Kanker
Penyakit ketahanan
|
5.
Penyakit akibat stres
Selye mengacu pada penimbul penyakit
sebagai malapdatasi dan mengkategorikan penyakit akibat stres seperti pada
tabel 2-1. hubungan stres terhadap kardivaskuler, defisiensi imun, penyakit
pencernaan, kanker, kondisi lain dijelaskan berikut ini.
a. Penyakit Kardiovaskuler
Telah lama diketahui bahwa
stres termasuk etiologi dari penyakit jantung koroner. Stres ini bisa
emosional, berkaitan dengan pekerjaan, sosial, kultural, herediter, dan stresor
fisik. Berbagai teori patogenesis
penyakit jantung koroner berasal dari studi yang mencari hubungan antara diet
tinggi-lemak, situasi kehidupan penuh stres dan perkembangan penyakit. Orang
dengan hiperkolesterolemia mempunyai resiko lebih tinggi menderita penyakit
jantung aterosklerotik daripada orang dengan kadar normal. Sebaliknya hasil
studi menunjang adanya sifat protektif dari lipoprein tertentu yang disebut
highdensity lipopretein (HDL), yang ternyata dapat menghambat atau mencegah
perkembangan aterosklerosis. Kadal HDL serum wanita lebih tinggi dari kadar
pria, sesuai dengan hasil studi yang menunjukkan bahwa esterogen berfungsi menaikkan
HDL, sementara androgen cenderung menurunkan HDL. Selama stres, kadar
kolesterol serum meningkat.
Ada penelitian yang
menunjukkan hubungan antara stres menahun dengan tekanan darah. Stres
meningkatkan tekanan darah, yang ada pada gilirannya melemahkan dan merusak
pelapis pembuluh darah, menyediakan tempat bagi mengendapnya lipid sehingga
terbentuk plak kolesterol. Akhirnya lumen menyempit, tahanan perifer meningkat,
dan tekanan darah naik, ventrikel kiri menebal ( hipertrofi), yang memerlukan
lebih banyak oksigen. Ada korelasi bermakna antara penyakit hipertensi dengan
penyakit jantung koroner. Peningkatan insiden penyakit jantung koroner
sehubungan dengan pola hidup ini, banyak diteliti. Pola kepribadian, dimana
orang itu merasa tidak dapat mengendalikan keadaan lingkungan kerja atau
sosialnya, tidak dapat rileks berhubungan erat dengan hipertensi dan serangan
jantung, seperti persaingan ditempat kerja, pekerjaan harus terburu-buru dan
cepat tidak waktu istirahat dan lain-lain. Pola kepribadian ini memberikan
resiko paling besar untuk terjadinya penyakit arteri, koroner, simtematik
meskipun paktor resiko lain dipertimbangkan.
b. Defesiensi Imun
Penurunan respon imun akibat
situasi stres agaknya disebabkan peningkatan sekresi glukokortikoid oleh
kortekadrenal. Efek utamanya ditunjukka pada limposit T, yang pada gilirannya
menurunkan respon imun seluler karena terjadi limpopenia. Pemberian
glukokokrtikoid ternyata bermanfaat, terutama pada artitesisi reumataoid,
serangan asama akut, keganasan tertentu khususnya leukimia. Penurunan imunitas
akibat stres peningkatan akibat pasien kanker. Tidak jarang pasien yang sudah
dinyatakan “sembuh”, kambuh kankernya setelah mengalami stres akut, seperti
kematian kerabat dekat.
c. Penyakit
pencernaan
Telah lama diketahui adanya
hubungan stres dengan ulkuspeltikum. Stres berakibat eskimia, mukosa lambung
dan sekresi asam lambung. Akibat lain stres adalah konstipasi, diare,
kolitisulseratipa, dan penyakit Crohn. Pengaruh stresor terhadap tubuh bersipat
perorangan (tergantung kepribadian orang itu), dan tergantung beberapa faktor.
Kebanyakan penyakit ada unsur stresnya.
d. Kanker
Stresor spesipik dihubungkan
dengan penyebab kanker. Beberapa penelitian menghubungkan sikap psikosial
dengan perkembagan dan progresi kanker. Temuan ini bermacam-macam, tetapi
depresi, isolasi, kepribadiaan introped, dan perasaan putus asa cenderung
mendukung timbulnya penyakit. Hubungan antara stres dan kanker mungkin dari
defresi, resmon, imonologis oleh stres yang memungkinkan kanker timbul.
Peminjaman lokal terhadap stresor karsinogen dapat mengakibatkan tumor
rigenesis. Stres dapat dipandang sebagai memiliki pengaruh 2 kali lipat pada
keganasan : stres meningkatkan produksi sel abnormal, stres menurunkan
kemampuan tubuh untuk merusak sel-sel ini semua individu terpajang pada sumber
karsinogen, dan pertahanannya multi faktor, termasuk respon psikologis dan
prilaku serta sikap.
e. Efek stres pada sistem lain
Kulit adalah organ sasaran
terhadap kreatifitas stres, dan bila stres terjadi, pembuluh darah konstriksi
dan aliran darah periper menurun. Beberapa kondisi pasuspastik, seperti
penomena rainaout, diakibatkan oleh stres. Gangguan lain yang dihubungkan
dengan stres meliputi ekzem, urtikuria, psoriatis, dan jerawat.
Sistem muskuloskeletal
menunjukkan efek stres dengan otot yang menenggang secara kronis, menghasilkan
sindrom sakit punggung, sakit kepala, dan spasme kolon. Artritis, khususnya remotoid
artritis, diprberat oleh derajat stres, dan gejala-gejala yang mungkin timbul
pada saat ini.
Sistem pernapasan
berpartisipasi dalam bereaksi stres akut melalui hiperventilasi. Stres dapat
ditunjukkan juga dengan sinusitis alergis yang diperberat dan episode asma
brongkial. Awitan serangan asma akut dapat terjadi pada kekurangan tidur, kekwatiran
dan bergabung.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
1. Tambayong, dr. Jan. 2000. psikologis untuk
keperawatan. EGC. Jakarta.
2. Bates, BA. Guide to physikal examination (
6th ed). Philadelpia : J. B. Lippincott. 1995. B.L. Bullok and P.P. resedal.
Psikologis. Ada ptation and arterasion in function. Boston: litle, brown. 1997.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ Stres dan Adaptasi “
Penyusunan makalah ini penulis harapkan dapat
mempermudah dalam proses pembelajaran.
Penulis telah berusaha sebaik
mungkin untuk menyusun makalah ini, tetapi penulis menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun senantiasa penulis harapkan.
Sakra, 06 Februari
2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul-------------------------------------------------------------------------------- i
Kata pengantar------------------------------------------------------------------------------- ii
Daftar Isi------------------------------------------------------------------------------------- iii
BAB I – Pendahuluan------------------------------------------------------------------------ 1
BAB II – Pembahasan----------------------------------------------------------------------- 2
1. Pengertian stres------------------------------------------------------------------- 2
2. Macam-macam sres--------------------------------------------------------------- 2
3. Model-model stres--------------------------------------------------------------- 3
4. Respon stres---------------------------------------------------------------------- 4
5. Penyakit akibat stres------------------------------------------------------------- 6
BAB III- Penutup---------------------------------------------------------------------------- 9
DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------------------- 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
gabung yuk