Askep Abortus
Pengertian
Abortus
adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa gestasi belum
mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Derek
liewollyn&Jones, 2002).
Terdapat beberapa macam kelainan dalam kehamilan dalam hal
ini adalah abortus yaitu abortus spontan, abortus buatan, dan terapeutik.
Abortus spontan terjadi karena kualitas sel telur dan sel sperma yang kurang
baik untuk berkembang menjadi sebuah janin. Abortus buatan merupakan
pengakhiran kehamilan dengan disengaja sebelum usia kandungan 28
minggu.Pengguguran kandungan buatan karena indikasi medik disebut abortus
terapeutik (Prawirohardjo, S, 2002).
Etiologi
Abortus dapat terjadi karena
beberapa sebab yaitu :
1. Kelainan pertumbuhan hasil
konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu.
Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alcohol
a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alcohol
2. Kelainan pada plasenta, misalnya
endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun
3. Faktor maternal seperti
pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.
4. Kelainan traktus genetalia,
seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua), retroversi
uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
Penyebab dari segi Maternal
Penyebab secara umum:
- Infeksi
kronis
3. Keracunan, misalnya keracunan
tembaga, timah, air raksa, dll.
- Penyebab
yang bersifat lokal:
Penyebab dari segi Janin
- Kematian
janin akibat kelainan bawaan.
- Mola hidatidosa.
- Penyakit plasenta
dan desidua,
misalnya inflamasi dan degenerasi.
·
Patofisiologi
·
Pada awal abortus terjadi perdarahan
desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan
hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
·
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi
korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah
lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih
dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong
kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin
lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau
fetus papiraseus.
·
Manifestasi Klinis
·
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20
minggu
·
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak
lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal
atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
·
3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan
keluarnya jaringan hasil konsepsi
·
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas
simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus
·
5. Pemeriksaan ginekologi :
·
a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada
atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
·
b.Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri,
osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari
ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
·
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau
sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus
sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang,
tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak
nyeri.
·
Komplikasi
·
1. Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi
·
2. Pada missed abortion dengan retensi lama
hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah
·
Pemeriksaan Penunjang
·
1. Tes Kehamilan
·
Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3
minggu setelah abortus
·
2. Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk
menentukan apakah janin masih hidup
·
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada
missed abortion
·
Pengkajian
·
Pengkajian
adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya
sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.
·
Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :
·
Ø Biodata
: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya
perkawinan dan alamat
·
Ø Keluhan
utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang
·
Ø Riwayat
kesehatan , yang terdiri atas :
·
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan
sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti
perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari
usia kehamilan.
·
2) Riwayat kesehatan masa lalu
·
Ø Riwayat
pembedahan : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis
pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
·
Ø Riwayat
penyakit yang pernah dialami : Kaji adanya penyakit yang pernah dialami
oleh klien misalnya DM , jantung , hipertensi , masalah ginekologi/urinary ,
penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit lainnya.
·
Ø Riwayat
kesehatan keluarga : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram
tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular
yang terdapat dalam keluarga.
·
Ø Riwayat
kesehatan reproduksi : Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya,
banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan
menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya
·
Ø Riwayat
kehamilan , persalinan dan nifas : Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai
dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
·
Ø Riwayat
seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
digunakan serta keluahn yang menyertainya.
·
Ø Riwayat
pemakaian obat : Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat
digitalis dan jenis obat lainnya.
·
Ø Pola
aktivitas sehari-hari : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit,
eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum
dan saat sakit.
·
Pemeriksaan fisik, meliputi :
·
Inspeksi adalah proses observasi yang
sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi
indera pendengaran dan penghidung.
·
Hal
yang diinspeksi antara lain :
·
mengobservasi
kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola
pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan
postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya
·
Palpasi adalah menyentuh atau menekan
permukaan luar tubuh dengan jari.
·
ü Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat
suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi
uterus.
·
ü Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi
edema, memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
·
ü Pemeriksaan
dalam : menentukan
tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal
·
Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau
tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang
organ atau jaringan yang ada dibawahnya.
·
ü Menggunakan
jari : ketuk lutut dan
dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau
konsolidasi.
·
ü Menggunakan
palu perkusi : ketuk
lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks
kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
·
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh
dengan bentuan stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi
yang terdengar. Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk
tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau
denyut jantung janin.
·
(Johnson
& Taylor, 2005 : 39)
·
Pemeriksaan
laboratorium :
·
ü Darah
dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.
·
ü Keluarga
berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju,
apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.
·
Diagnosa Keperwatan
·
1. Devisit Volume Cairan s.d perdarahan
·
2. Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan
sirkulasi
·
3. Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kerusakan
jaringan intrauteri
·
4. Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi
vulva lembab
·
5. Cemas s.d kurang pengetahuan
·
Intervensi Keperwatan
·
1. Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan
Tujuan :
Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
Tujuan :
Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.
Intervensi :
·
1) Kaji kondisi status hemodinamika
·
Rasional : Pengeluaran cairan pervaginal
sebagai akibat abortus memiliki karekteristik bervariasi
·
2) Ukur pengeluaran harian
·
Rasional : Jumlah cairan ditentukan dari
jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal
·
3) Berikan sejumlah cairan pengganti harian
Rasional : Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massif
Rasional : Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massif
·
4) Evaluasi status hemodinamika
Rasional : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik
Rasional : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik
·
2. Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan
sirkulasi
Tujuan :
Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
Intervensi :
Tujuan :
Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
Intervensi :
·
1) Kaji tingkat kemampuan klien untuk
beraktivitas
Rasional : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk
Rasional : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk
·
2) Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi
uterus/kandungan
Rasional : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi
Rasional : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi
·
3) Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas sehari-hari
Rasional : Mengistiratkan klilen secara optimal
Rasional : Mengistiratkan klilen secara optimal
·
4) Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai
dengan kemampuan/kondisi klien
Rasional : Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan
Rasional : Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan
·
5) Evaluasi perkembangan kemampuan klien
melakukan aktivitas
Rsional : Menilai kondisi umum klien
Rsional : Menilai kondisi umum klien
·
3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Kerusakan
jaringan intrauteri
Tujuan :
Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami
Intervensi :
Tujuan :
Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami
Intervensi :
·
1) Kaji kondisi nyeri yang dialami klien
Rasional : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun dsekripsi.
Rasional : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun dsekripsi.
·
2) Terangkan nyeri yang diderita klien dan
penyebabnya
Rasional : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
Rasional : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
·
3) Kolaborasi pemberian analgetika
Rasional : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik
Rasional : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik
·
4. Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi
vulva lembab
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan
Intervensi :
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan
Intervensi :
·
1) Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ;
jumlah, warna, dan bau
·
Rasional : Perubahan yang terjadi pada
dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap
disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi
·
2) Terangkan pada klien pentingnya perawatan
vulva selama masa perdarahan
Rasional : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar
Rasional : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar
·
3) Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart
Rasional : Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart
Rasional : Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart
·
4) Lakukan perawatan vulva
Rasional : Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi.
Rasional : Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi.
·
5) Terangkan pada klien cara mengidentifikasi
tanda inveksi
·
Rasional : Berbagai manivestasi klinik
dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri
mungkin merupakan gejala infeksi
·
6) Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan
hubungan senggama se;ama masa perdarahan
·
Rasional : Pengertian pada keluarga
sangat penting artinya untuk kebaikan ibu; senggama dalam kondisi perdarahan
dapat memperburuk kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan
resiko infeksi pada pasangan.
·
5. Cemas s.d kurang pengetahuan
Tujuan :
Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat
Tujuan :
Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat
·
Intervensi :
·
1) Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan
keluarga terhadap penyakit
Rasional : Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas
Rasional : Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas
·
2) Kaji derajat kecemasan yang dialami klien
Rasional : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penialaian objektif klien tentang penyakit
Rasional : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penialaian objektif klien tentang penyakit
·
3) Bantu klien mengidentifikasi penyebab
kecemasan
Rasional : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien
Rasional : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien
·
4) Asistensi klien menentukan tujuan perawatan
bersama
Rasional : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi menurunkan kecemasan
Rasional : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi menurunkan kecemasan
·
5) Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu
diketahui oleh klien dan keluarga
Rasional : Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun support system keluarga; untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga.
Rasional : Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun support system keluarga; untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga.
·
DAFTAR
PUSTAKA
·
Carpenito,
Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran
·
EGC,
Jakarta
·
Hamilton,
C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC, Jakarta
·
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta
Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
gabung yuk