SATUAN ACARA PENYULUHAN
UROLITIASIS
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
RSU. Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
2013
DISUSUN OLEH
1. ZIYADUL KHAER
2. LISA
ARMANINGRUM
3. RUSMAN IRFANDI
4. ROSILA HARNI
PROVINSI NUSA TENGGARA
BARAT
DINAS KESEHATAN
AKADEMI PERAWAT
KESEHATAN
2013
LEMBAR
PENGESAHAN
Mengetahui
Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik
( ) ( )
Mengetahui
Kepala
Ruangan
( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN
POKOK BAHASAN : Pengetahuan tentang Urolitiasis
SASARAN : Keluarga pasien ruang 19
WAKTU : 30 menit
TANGGAL : 5 April 2013
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan atau diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit Urolitiasis (Batu Ginjal)
selama di rumah sakit maupun di rumah, keluarga
pasien mampu memahami atau mengerti mengenai penyakit urolitiasis (Batu Ginjal).
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit Urolitiasis (Batu ginjal), diharapkan keluarga pasien dapat mengetahui tentang:
1.
Pengertian urolitiasis.
2. Ciri-ciri penyakit urolitiasis.
3. Penyebab urolitiasis.
4. Akibat urolitiasis
5. Penatalaksanaan dan pencegahan urolitiasis.
2. Ciri-ciri penyakit urolitiasis.
3. Penyebab urolitiasis.
4. Akibat urolitiasis
5. Penatalaksanaan dan pencegahan urolitiasis.
III. STRATEGI PELAKSANAAN :
1. Metode
Ć Ceramah
Ć Tanya jawab
2. Media
Ć Benner
Ć Liflet
IV.
MATERI YANG DIBERIKAN
1) Pengertian urolitiasis.
2) Ciri-ciri urolitiasis.
3) Akibat urolitiasis.
5) Penatalaksanaan dan pencegahan urolitiasis.
2) Ciri-ciri urolitiasis.
3) Akibat urolitiasis.
5) Penatalaksanaan dan pencegahan urolitiasis.
V. KEGIATAN PENYULUHAN
No.
|
FASE
|
KEGIATAN PENYULUH
|
KEGIATAN PESERTA
|
WAKTU
|
1.
|
Pra Interaksi
|
·
Menyiapkan
Satuan Acara Penyuluhan & bahan untuk leaflet.
|
|
3 menit
|
2.
|
Kerja
|
·
Membuka
kegiatan dengan mengucapkan salam.
·
Memperkenalkan
diri
·
Menjelaskan
tujuan dari penyuluhan
·
Menyebutkan
materi yang akan diberikan.
·
Menggali
pengetahuan keluarga pasien mengenai penyakit Urolitiasis.
·
Menjelaskan
tentang pengertian Urolitiasis.
·
Memberi
kesempatan kepada keluarga pasien untuk
mengajukan pertanyaan kemudian menjawab pertanyaan.
·
Memberikan
leaflet Urolitiasis .
|
·
Menjawab
salam
·
Mendengarkan
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
·
Memperhatikan
·
Bertanya
dan menjawab pertanyaan yang diajukan.
·
Memperhatikan
|
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
1 menit
10 menit
10 menit
|
3.
|
Evaluasi :
|
·
Menanyakan
kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada keluarga
pasien yang dapat menjawab pertanyaan.
|
·
Menjawab
pertanyaan
|
10 menit
|
4.
|
Terminasi :
|
·
Mengakhiri
pertemuan & mengucapkan terimakasih atas partisipasi keluarga pasien.
·
Mengucapkan
salam penutup
|
·
Mendengarkan
·
Menjawab
salam
|
2
menit
|
VI. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
·
Kesiapan
materi
·
Kesiapan SAP
·
Kesiapan
media : liflet dan benner
·
Peserta hadir
ditempat penyuluhan
·
Penyelenggaraan
penyuluhan dilaksanakan di Ruangu Tunggu pasien ruang 19 (Ruang Bedah) RSUD Dr.
Saiful Anwar
·
Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
VII. PENGORGANISASIAN
Moderator : RUSMAN IRFANDI
Pembicara :
LISA ARMANINGRUM
SEPTIAN DWI CAHYO
Fasilitator : SEMUA
TIM
Observer : SEMUA TIM
LAMPIRAN MATERI
UROLITIASIS (BATU GINJAL)
A. PENGERTIAN
Urolisiasis (dari Yunani oƻron, "urine" dan lithos, "batu") adalah kondisi dimana batu urine dibentuk di saluran kemih.
Istilah batu ginjal (atau "kalkulus ginjal") kadang-kadang digunakan untuk merujuk ke batu saluran kemih dalam setiap bagian dari saluran kencing , tetapi lebih baik disediakan untuk batu yang sebenarnya dalam pengumpulan saluran dari ginjal itu sendiri.( http://en.wikipedia.org/wiki/Urolithiasis).
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69).
B. CIRI-CIRI PASIEN DENGAN UROLITASIS
1) Penurunan volume urine
2) Rasa terbakar,
3) dorongan berkemih
4) Oliguria, hematuria, piouria
5) Perubahan pola berkemih.
B. ETIOLOGI
Batu kandung kemih juga dapat terjadi jika mendapat radang kandung kemih atau seseorang sering penyisipan kateter urin . Beberapa orang yang lumpuh dan tidak mampu melewati air kencing membutuhkan plastik tabung kecil (kateter) ditempatkan di kandung kemih. Tabung tersebut rentan terhadap infeksi yang menyebabkan iritasi kandung kemih menghasilkan pembentukan batu. Akhirnya batu ginjal dapat melakukan perjalanan menuruni ureter ke kandung kemih dan tumbuh untuk batu kandung kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik)
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
a). Faktor Intrinsik, meliputi:
1. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
2. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.
A. PENGERTIAN
Urolisiasis (dari Yunani oƻron, "urine" dan lithos, "batu") adalah kondisi dimana batu urine dibentuk di saluran kemih.
Istilah batu ginjal (atau "kalkulus ginjal") kadang-kadang digunakan untuk merujuk ke batu saluran kemih dalam setiap bagian dari saluran kencing , tetapi lebih baik disediakan untuk batu yang sebenarnya dalam pengumpulan saluran dari ginjal itu sendiri.( http://en.wikipedia.org/wiki/Urolithiasis).
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69).
B. CIRI-CIRI PASIEN DENGAN UROLITASIS
1) Penurunan volume urine
2) Rasa terbakar,
3) dorongan berkemih
4) Oliguria, hematuria, piouria
5) Perubahan pola berkemih.
B. ETIOLOGI
Batu kandung kemih juga dapat terjadi jika mendapat radang kandung kemih atau seseorang sering penyisipan kateter urin . Beberapa orang yang lumpuh dan tidak mampu melewati air kencing membutuhkan plastik tabung kecil (kateter) ditempatkan di kandung kemih. Tabung tersebut rentan terhadap infeksi yang menyebabkan iritasi kandung kemih menghasilkan pembentukan batu. Akhirnya batu ginjal dapat melakukan perjalanan menuruni ureter ke kandung kemih dan tumbuh untuk batu kandung kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik)
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
a). Faktor Intrinsik, meliputi:
1. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
2. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.
b). Faktor Ekstrinsik, meliputi:
1. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4. Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih.
5. Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).
C. AKIBAT UROLITIASIS
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pielonefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal). Nyeri saat miksi, miksi tiba-tiba berhenti.
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pielonefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal). Nyeri saat miksi, miksi tiba-tiba berhenti.
E. PENATALAKSANAAN DAN PENCEGAHAN UROLITIASIS
1. Penatalaksanaan
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk melakukan tindakan pada batu saluran kemih adalah telah terjadinya obstruksi, infeksi atau indikasi sosial. Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan endo-urologi, bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.
2. PENCEGAHAN
Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalah upaya mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10 tahun.
Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu yang telah diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2 - 3 liter per hari.
2. Diet rendah zat/komponen pembentuk batu.
3. Aktivitas harian yang cukup.
4. Medikamentosa.
Beberapa diet yang dianjurkan untuk untuk
mengurangi kekambuhan adalah:
1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
2. Rendah oksalat.
3. Rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria.
4. Rendah purin.
5. Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II.
1. Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam.
2. Rendah oksalat.
3. Rendah garam karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuria.
4. Rendah purin.
5. Rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada hiperkalsiuria absorbtif type II.
DAFTAR PUSTAKA
a. yudistira-panjaitan.blogspot.com/.../satuan-acara-penyuluhan.html
b. medicine.uii.ac.id/index.php/.../18-SAP-Blok-Uropoetika.html
c. http://en.wikipedia.org/wiki/Urolithiasis
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN
DI RUANG TUNGGU R. 19
RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG JAWA TIMUR
NO
|
NAMA
|
TANDA TANGAN
|
KETERANGAN
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
|
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
|
|
DAFTAR PERTANYAAN
Nama :
Pertanyaan :
Jawaban :
Nama :
Pertanyaan :
Jawaban :
Nama :
Pertanyaan :
Jawaban :
Nama :
Pertanyaan :
Jawaban :
Nama :
Pertanyaan :
Jawaban :
Mengetahui pembimbing lahan
( )