berita terbaru

Rabu, 25 April 2012

ANC


ANC
Pengertian ANC
ANC merupakan kepanjangan dari antenatal care, yakni pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante

Natal Care (ANC) tersebut adalah :
Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya

Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya

Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak

Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun

Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat.

Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.


Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.
Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari:
Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.


Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi.
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.
Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.


Manfaat ANC
Mengenali dan menangani penyulit yang mungkin terjadi pada masa kehamilan terutama pada TM III, seperti solusio plasenta, ruptura uteri, perdarahan antepartum, kelainan letak, dan lain sebagainya.
Mengenali dan mengobati penyakit yang mungkin terjadi sedini mungkin.
Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
Memberikan penyuluhan melalui KIE agar pengetahuan ibu bertambah mengenai kehamilan dan persalinan serta lebih mantap dalam menghadapi persalinannya kelak.
Tahapan ANC
Pemeriksaan ANC terdiri dari Anamesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan Obstetri, pemeriksaan panggul dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Perasaan khawatir seringkali mengusik pikiran ibu hamil semakin perutnya membesar. Terdapat serangkaian tes yang bisa dilakukan untuk memastikan janinsehat dan normal. Tentu haruslah berkonsultasi kepada dokter kandungan sebelum melakukan tes tersebut.
Non Stress Test (NST)
Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan apakah bayi menerima cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia kandungan minimal 26-28 minggu, atau kapanpun sesuai dengan kondisi bayi.
Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin. Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang meragukan, hendaknya diulangi dalam waktu 24 jam. Atau dilanjutkan dengan pemeriksaan CST (Contraction Stress Test). Bayi yang tidak bereaksi belum tentu dalam bahaya, walau begitu pengujian lebih lanjut mungkin diperlukan.
Biophysic Profile (BPP)
Penilaian profil biofisik janin merupakan salah satu cara efektif untuk mendeteksi adanya asfiksia (gangguan pada pertukaran udara pernapasan) janin lebih dini, sebelum menimbulkan kematian atau kerusakan permanen pada janin. Pemeriksaan tersebut dimungkinkan terutama dengan bantuan peralatan elektronik, seperti ultrasonografi (USG) dan kardiotokografi (KTG).
Pemeriksaan mencakup pernapasan janin, gerakan janin, tonus otot, detak jantung, dan jumlah cairan ketuban. Skor hasil akhir dari penilaian tersebut akan menghasilkan keputusan untuk melahirkan janin secepat mungkin atau terencana. BPP ini umumnya dilakukan pada usia kehamilan minimal 32 minggu.
Contraction Stress Test (CST)
Tes stimulus yang dilakukan pada rahim untuk menilai efek kontraksi pada detak jantung janin. Biasanya dokter akan memberikan injeksi yang berisi pitosin untuk merangsang kontraksi. Dengan adanya rangsangan pitosin, akan timbul kontraksi lembut pada rahim ibu sehingga terdapat gambaran pada detak jantung janin. Pemeriksaan CST ini diperlukan bila hasil dari NST atau BPP menunjukkan masalah.
Oxytocin Challenge Test (OCT)
Hampir mirip dengan CST, adalah pemberian oksitosin intravena pada kehamilan yang diperkirakan di mana janin akan meninggal di dalam uterus. Uji oksitosin ini dilakukan terutama pada kehamilan risiko tinggi, misalnya kehamilan lewat waktu, diabetes melitus, pre eklamsia, pertumbuhan janin intrauterin yang lambat, anemia, penyakit ginjal menahun, adanya riwayat lahir mati, dan sebagainya. Umumnya tes ini dilakukan pada minggu terakhir sebelum persalinan.
Grup B Streptococcal Disease ( GBS )
GBS merupakan bakteri normal yang ada pada saluran pencernaan. Tapi, kadang-kadang pada kehamilan, GBS berkembang biak pada area rectum dan vagina. Sehingga dapat menyebabkan penularan pada bayi dan menyebabkan infeksi yang serius. Tes ini dilakukan pada usia kehamilan 35-37 minggu.
Fetal Movement Count
Merupakan kegiatan menghitung gerak janin. Anda bisa melakukan sendiri untuk memantau kesehatan bayi dalam kandungan. Nah, gerak bayi yang cukup mengindikasikan bayi yang sehat. Sebaliknya, gerak bayi yang berkurang merupakan sinyal peringatan akan adanya gangguan kesejahteraan janin (fetal well-being).
Normalnya, terdapat 3 gerakan janin dalam 1 jam. Masing-masing pada pagi, siang, sore, dan malam hari, sehingga terdapat perhitungan gerakan janin selama 12 jam. Bila terdapat penurunan kurang dari 10 gerakan dalam 12 jam, hal ini menandakan adanya penurunan fungsi plasenta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gabung yuk