berita terbaru

Selasa, 03 April 2012

askep bayi letak sungsang



ASKEP LETAK SUNGSANG


A.  Pengertian
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah (presentase bokong).Frekuensi letak sungsang murni lebih tinggi pada kehamilan muda dibanding kehamilan tua dan multigravida lebih banyak dibandingkan dengan primigravida. Waktu memimpin partus dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase :Fase I : fase menunggu Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila tangan tidak menjungkit ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah. Sebaiknya jangan dilakukan ekspresi kristeller,karena halini akan memudahkan terjadinya nuchee arm Fase II : fase untuk bertindak cepat.Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk mempercepatnya lahirnya janin dapat dilakukan manual aid.

 Letak sungsang dibagi sebagai berikut :
1. Letak sungsang murni yaitu bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan  kedua tungkai lurus keatas.
2. Letak bokong kaki
3. Letak lutut
4. Letak kaki

Frekuensi letak sungsang murni lebih tinggi pada kehamilan muda dibanding kehamilan tua dan multigravida lebih banyak dibandingkan dengan primigravida.

191581311w










B.Etiologi
1. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor – tumor pelvis dan lain – lain.
2. Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil (prematur).
3. Gemeli (kehamilan ganda)
4. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.
5. Janin sedah lama mati.
6. sebab yang tidak diketahui.




C. Klasifikasi
1. Letak bokong (Frank Breech), Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat keatas ( 75 % )
2. Letak sungsang sempurna (Complete Breech), Letak bokong dimana kedua kaki ada disamping bokong (letak bokong kaki sempurna / lipat kejang )
3. Letak Sungsang tidak sempurna (incomplete Breech), adalah letak sungsang dimana
    selain bokong bagian yang terendah juga kaki dan lutut, terdiri dari :
    a. Kadua kaki : Letak kaki sempurna
   Satu kaki : Letak kaki tidak sempurna
    b. Kedua lutut : Letak lutut sempurna
        Satu lutut : Letak lutut tidak sempurna
   Posisi bokong ditentukan oleh sakrum, ada 4 posisi :
   1) Left sacrum anterior (sakrum kiri depan)
   2) Right sacrum anterior (sakrum kanan depan)
   3) Left sacrum posterior (sakrum kiri belakang)
   4) Right sacrum posterior (sakrum kanan belakang)


D. Tanda dan Gejala
1. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat dan ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
2. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.
3. Punggung anak dapat teraba pada salat satu sisi perut dan bagian-bagian kecil pada pihak yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang kurang budar dan lunak.
4. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat.






F. Patofisiologi
Bayi letak sungsang disebabkan :
1. Hidramnion : anak mudah bergerak karena mobilisasi
2. Plasenta Previda : Menghalangi kepala turun ke panggul
3. Panggul Sempit : Kepala susah menyesuaikan ke jalan lahir




G. Penatalaksanaan
1. Sewaktu Hamil
Yang terpenting ialah usaha untuk memperbaiki letak sebelum persalinan terjadi dengen versi luar. Tehnik :
a. Sebagai persiapan :
1) Kandung kencing harus dikosongka
2) Pasien ditidurkan terlentang
3) Bunyi jantung anak diperiksa dahulu
4) Kaki dibengkokan pada lutu dan pangkal paha supaya dinding perut kendor.
b. Mobilisasi : bokong dibebaskan dahulu
c. Sentralisasi : kepala dan bokong anak dipegang dan didekatkan satusama lain
    sehingga badan anak membulat dengan demikian anak mudah diputar.
d. Versi : anak diputar sehingga kepala anak terdapat dibawah. Arah pemutaran
     hendaknya kearah yang lebih mudah yang paling sedikit tekanannya. Kalau ada
     pilihan putar kearah perut anak supaya tidak terjadi defleksi. Setelah versi
     berhasil bunyi jantung anak diperiksa lagi dan kalau tetap buruk anak diputar
     lagi ketempat semula.
e. Setelah berhasil pasang gurita, observasai tensi, DJJ, serta keluhan.
2. Pimpinan Persalinan
a. Cara berbaring :
- Litotomi sewaktu inpartu
- Trendelenburg
b. Melahirkan bokong :
- Mengawasi sampai lahir spontan
- Mengait dengan jari
- Mengaik dengan pengait bokong
- Mengait dengan tali sebesar kelingking.
c. Ekstraksi kaki
 Ekstraksi pada kaki lebih mudah. Pada letak bokong janin dapat dilahirkan dengan cara vaginal atau abdominal (seksio sesarea)








3. Cara Melahirkan Pervaginam
    Terdiri dari partus spontan ( pada letak sungsang janin dapat lahir secara spontan
    seluruhnya) dan manual aid (manual hilfe)
    Waktu memimpin partus dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase :
Fase I : fase menunggu
Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila tangan tidak menjungkit ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah. Sebaiknya jangan dilakukan ekspresi kristeller,karena halini akan memudahkan terjadinya nuchee arm

Fase II : fase untuk bertindak cepat.
Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk mempercepatnya lahirnya janin dapat dilakukan manual aid

H. Prognasis
1. Bagi ibu
    Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar,juga karena dilakukan tindakan,
    selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena
    infeksi.
2. Bagi anak :
    Prognosa tidak begitu baik,karena adanya ganguan peredaran darah plasenta setelah
    bokong lahir dan juga setelah perut lahir, talipusat terjepit antara kepala dan
    panggul, anak bisa menderita asfiksia.
        Oleh karena itu setelah tali pusat lahir dan supaya janin hidup,janin harus
   dilakukan dalam waktu 8 menit.








 














                                            ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
     a. Aktifitas / Istirahat :
        Melaporkan keletihan, kurang energy
        Letargi, penurunan penampilan
     b.Sirkulasi
        Tekanan darah dapat meningkat
c. Eliminasi
    Distensi usus atau kandung kencing mungkin ada
d. Integritas ego
    Mungkin sangat cemas dan ketakutan
e. Nyeri / Ketidaknyamanan
    Dapat terjadi sebelum awitan(disfungsi fase laten primer) atau setelah persalinan
         terjadi (disfungsi fase aktif sekunder).
           Fase laten persalinan dapat memanjang : 20 jam atau lebih lama pada nulipara
        (rata- rata adalah 8 ½ jam), atau 14 jam pada multipara (rata – rata adalah 5 ½ jam).
f. Keamanan
   Dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi 34minggu dalam upaya
        untukmengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala, Pemeriksaan vagina
        dapat menunjukkan janin dalam malposisi (mis.,dagu wajah, atau posisi bokong)   
        Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam padanulipara atau kurang dari 2
        cm/jam pada multipara
g .Seksualitas
    Dapat primigravida atau grand multipara
    Uterus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi multipel,janin besar
         atau grand multiparitas.
h. Pemeriksaan Diagnosis
    - Tes pranatal : dapat memastikan polihidramnion, janin besar atau gestasi multiple
    - Ultrasound atau pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur pelvis,presentasi
           janin ,posisi dan formasi.















2. Diagnosa Keperawatan

1.      Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir
2.       Risiko tinggi cedera terhadap maternal berhubungan dengan obstruksi pada penurunan janin.
3.      Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin
4.      Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi

3. Intervensi Keperawatan

NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI
RASIONAL
I
Nyeri (akut ) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan lahir ditandai
dengan : Peningkatan tonusotot,pengungkapan,Prilaku distraksi (gelisah, meringi menangis),wajah menunjukan nyeri

1)   Buat upaya yang memungkinkan klien pelatih untuk merasa nyaman mengajukan
Pertanyaan

2. Berikan instruksi dalam tehnik pernafasan sederhana



3) Anjurkan klien menggunakan tehnik relaksasi.Berikan instruksi bila perlu
    




4) Berikan tindakan kenyamanan (mis. Masage,gosokan punggung, sandaran bantal,pemberian kompres sejuk, pemberian es batu)
    
5) Anjurkan dan bantu klien dalamperubahan posisi dan penyelarasan EFM
    

6) Kolaborasi : Berikan obat analgetik saat dilatasi dan kontaksi terjadi 
   

1.    Jawaban pertanyaan dapat menghilangkan rasa takut dan peningkatan
Pemahaman
2.    Mendorong relaksasi dan memberikan klien cara mengatasi dan
Mengontrol tingkat ketidaknyamanan.
3.    Relaksasi dapat membantu menurunkan tegangan dan rasa takut,yang memperberat nyeri dan menghambat kemajuan persalinan
4.    Meningkatkan relaksasi,menurunkan tegangan dan ansietas dan     meningkatkan koping dan kontrol klien
5.    Mencegah dan membatasi keletihan otot, meningkatkan sirkulasi
6.    Menghilangkan nyeri, meningkatkan relaksasi dan koping dengan  
kontraksi,memungkinkan klien tetap fokus
II
Risiko tinggi cedera terhadap meternal berhubungan dengan obstruksi mekanis pada penurunan janin
1.    Tinjau ulang riwayat persalinan, awitan, dan durasi






2.    Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta aktifitas dan istirahat sebelum awitan persalinan



3.    Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau secara elektronik




4.    Catat penonjolan , posisi janin dan presentasi janin





5.    Tempat klien pada posisi rekumben lateral dan anjurkan tirah baring dan ambulasi sesuai toleransi









6.     Gunakan rangsang putting untuk menghasilkan oksitosin endogen.


7.    Kolaborasi : Bantu untuk persiapan seksio sesaria sesuai indikasi,untuk malposisi


1.    Membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebab, kebutuhan pemeriksaan diagnostik, dan intervensi yang tepat
2.    Kelelahan ibu yang berlebihan menimbulkan disfungsi sekunder atau mungkin akibat dari persalinan lama
3.    Disfungsi kontraksi memperlama persalinan,meningkatkan risiko komplikasi maternal / janin
4.    Indikator kemajuan persalinan ini dapat mengidentifikasi timbulnya penyebab persalinan lama
5.    Relaksasi dan peningkatan perfusi uterus dapat memperbaiki pola hipertonik.Ambulasi dapat membantu kekuatan grafitasi dalam merangsang pola persalinan normal dan dilatasi serviks
6.    Oksitosin perlu untukmenambah atau memulai aktifitas miometrik untuk pola uterus hipotonik
7.    Melahirkan sesaria diindikasikan malposisi yang tidak mungkin dilahirkan secara vagina
III
Risiko tinggi cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi janin
1) Kaji DDJ secara manual atau elektronik,perhatikan variabilitas,perubahan periodik dan frekuensi dasar.






2) Perhatikan tekanan uterus selamaistirahat dan fase kontraksi melalui kateter tekanan intrauterus bila tersedia


3) Kolaborasi : Perhatikan frekuenasi kontraksi uterus.beritahu dokter bila frekuensi 2 menit atau kurang


4) Siapkan untuk metode melahirkanyang paling layak, bilabayi dalam presentasi bokong






5) Atur pemindahan pada lingkungan perawatan akut bila malposisi dideteksi klien dengan PKA


1. Mendeteksi respon abnormal ,seperti variabilitas yang berlebih – lebihan, bradikardi & takikardi, yang mungkin disebabkan oleh stres, hipoksia, asidosis, atau sepsis
2. Tekanan kontraksi lebih dari 50 mmHg menurunkan atau mengganggu oksigenasi dalam ruang intravilos
3. Kontraksi yang terjadi setiap 2 menit atau kurang tidakmemungkinkan oksigenasi adekuat dalam ruang intravilos
4. Presentasi ini meningkatkan risiko , karena diameter lebih besar dari jalan masuk ke pelvis dan sering memerlukan kelahiran secara seksio sesari
5. Risiko cedera atau kematian janin meningkat dengan malahirkan pervagina bila presentasi selain verteks
IV
Koping individual tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi


1) Tentukan kemajuan persalinan , kaji derajat nyeri dalam hubungannya dengan dilatasi / penonjolan




2) Kenali realitaskeluhan klien akan nyeri /ketidaknyamanan





3) Tentukan tingkat ansietas klien dan pelatih perhatikan adanya frustasi









4) Berikan informasi faktual tentang apa yang terjadi


5) Berikan tindakan kenyamanan dan pengubahan posisi klien.Anjurkan penggunaan tehnik relaksasi dan pernafasan yang dipelajari


1. Persalinan yang lama yang berakibat keletihan dapat menurunkan kemampuan klien untuk mengatasi atau mengatur kontraksi

2. Ketidaknyamanan dan nyeri dapat disalahartikan pada kurangnya kemajuan yang tidak dikenali sebagai masalah disfungsional
3. Ansietas yang berlebihan meningkatkan aktifitas adrenal /pelepasan katekolamin,menyebabkan ketidak seimbangan endokrin,kelebihan epinefrin menghambat aktifitas miometrik
4. Dapat membantu reduksi ansietas dan meningkatkan koping
5. Menurunkan ansietas, meningkatkan kenyamanan , dan membantu klien mengatasi situasi secara positif
































  





Daftar Pustaka

1. Soeparman, Waspadji S. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II.
Jakarta:Balai Penerbit FKUI, 1990
2. Mansjoer A, Triyanti, Savitri R, et al. Kapita selekta
kedokteran. Jilid I. Edisi ketiga. Jakarta:Media Aesculapius
FKUI, 1999
3. Abdulmuthalib. Pedoman diagnosa dan terapi di
bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Pusat
Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit
Dalam FKUI
4. Coleman CN, Cohen JR, Rosenberg SA. Adult
lymphoblastik lymphoma result of a pilot protocol.
Blood 1981; 4:679-84
5. Gramatzki M, Dolan MF, Fouci AS, et al. Immunologic
characterization of a helper T cell lymphoma. Blood
1982; 59:702-80
6. Staf Pengajar Bagian Patologik Anatomik, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 1996. dr.
Sutrisno Himawan, Kumpulan Kuliah Patologi,
Jakarta, 1996
SEMOGA BERMANFAAT BAGI SEMUA KHUSUSNYA KERABAT CALON PERAWAT PROFESIONAL,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Irfan ugaks91


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

gabung yuk